Sebuah Kenangan


Memang benar, untuk mendapatkan orang yang lebih baik itu perlu rasanya disakiti dahulu. Aku hanya perlu bersabar dan ikhlas untuk menghadapinya.
Pada saat aku jatuh cinta lalu semuanya hilang, semuanya pergi tanpa kejelasan, sakit rasanya. Dan aku pernah merasakannya. Oleh karena itu, sekarang
Lebih senang sendiri, tak dekat dan menolak didekati orang lain. Hanya mencintai diri sendiri, dan secinta itu. Sebab dulu, pernah terlalu mencintai tetapi dihancurkan berkeping-keping.
Dulu, aku pernah merasakan sakit hati yang mungkin paling terhebat (rasanya pada saat itu). Aku juga pernah sabar, se-sabar-sabarnya orang paling sabar sampai mungkin seperti terlihat bodoh. Akupun menyesal karena pernah terlalu mencintai manusia.
Tapi itu Dulu.
Dulu, saat aku masih belum mengerti jika berani jatuh cinta yang teramat dalam, maka harus sanggup pula merasakan rasanya patah hati yang pasti teramat dalam pula. Setelah aku tau rasanya patah hati karena terlalu mencintai manusia, aku sempat berpikir
"Untuk apa tulus mencintai seseorang, jika orang yang aku cintai dengan begitu tulus sama sekali tidak menghargai perasaanku?"
Dan banyak orang menjawab
"Jika kamu benar tulus mencintai, kamu tidak akan pernah mengharapkan balasan untuk kembali dicintai".
Jawaban yang sangat klasik. But its true.
Karena, seseorang yang ditakdirkan untukmu, seharusnya serupa sebuah rumah. Tempat dimana kau akan pulang. Tempat yang akan selalu kau rindukan. Tempat yang akan selalu kau tuju. Tempat dimana kau percaya, di sana selalu ada cinta.

Ada pepatah mengatakan
" Semua akan Indah pada waktunya."
Cukup dengan hati yang Sabar, Ikhlas, dan Tulus. Insya Allah jika kita merawat apa yang kita tanam dengan baik, maka akan berbuah indah. Mungkin tidak akan se-Indah yang dibayangkan. Tapi akan cukup indah untuk Sebuah Kenangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's All About Pede