Sebuah Cerita Patah Hati

Sebuah Cerita Patah Hati

Tahukah kamu hal yang paling meyiksa?
Melihat kekecewaan diwajahmu, melihat matamu yang berkaca, seakan aku rasakan hal yang sama bahkan lebih. Rasanya ingin aku cari seribu cara untuk mengembalikan senyum mu, mengembalikan kebahagiaanmu, tanpa aku sadari kamu adalah sumber kenyamanan. Seandainya kamu tahu apa yang aku rasakan. Rasa itu, degup itu, kembali menghujani hatiku yang sudah lama ku rindu. 
Rindu yang sudah lama terkunci dilemari hati pun akhirnya tersampaikan. Kala retina ini menangkap sebuah simpul, senyum mu
Angin menyelinap lewat sela-sela jendela, padahal sudah ku tutup rapat, tapi tetap saja memaksa masuk. Ternyata itu angin yang membawa rindu, rindu yang ku yakini adalah milikmu.
Raut muka itu, senyuman itu, seolah mengembalikan semua gejolak yang pernah ada. Seakan membuai semua rasa didalam raga, membuat aku selalu merasa tenang, membuat jantungku berdetak lebih nyaman. Aku ingin selalu mendampingimu, karena itu kebahagiaanku yang nyata.
Atas nama rindu, ku tulis sebuah pengakuan mewakili suara yang tak pernah mampu ku ucapkan. Aku Mencintai Mu.

...

Aku ingin menjadi kamu yang dengan sekejap waktu bisa berlalu. Memilih orang baru lalu tersenyum kembali. Seolah orang yang mencintaimu sepenuh hati, tidak pernah kamu cintai dengan hati. Kamu bisa memperlihatkan kamu tak apa-apa, setelah semua perasaanku kamu buat porak-poranda. Sungguh, semua yang kamu lakukan seolah mudah. Kamu bisa jatuh cinta, lalu meninggalkan luka kapan saja kamu mau. Kamu tidak pernah peduli apakah hati yang kamu patahkan berani lagi jatuh cinta atau tidak? Kamu yang mau kemana saja, berkelana ke setiap hati, dan mematahkannya tanpa merasa berdosa.
Namun, aku adalah aku. Seorang yang terlanjur jatuh cinta kepadamu. Yang belum juga mampu melepaskan apa yang harus dan memang seharusnya aku lepaskan. Aku juga tidak bisa kemana-mana dan memilih menetap di kenangan kita. Aku yang betah berjalan tertatih diatas luka-luka. 
Seseorang yang mencintaimu dan masih saja ingin padamu walau hati terus terluka.
....

Aku tahu sulit rasanya melupakan kita yang dulu, padahal kamu begitu mudah melupakan kita. Kita yang dulu pernah ada. Tapi kamu tahu? Yang tersulit itu bukan mengucapkan selamat tinggal, tapi untuk membiasakan diri disaat aku melewati tempat yang dulu pernah ada, pernah ada kamu dan aku, pernah ada kisah cinta kita. Jejakmu tertinggal, tertinggal pada tempat yang dulu pernah kita singgahi, masa dimana ada kamu, ada aku, dan yang pasti ada kita. Dan aku sebut itu masa lalu, masa lalu kita. Setidaknya kamu pernah membuatku nyaman, pernah membuatku jatuh cinta, pernah mambuatku bahagia. Kamu ingat? Kamu janji gak akan ninggalin aku. Tapi apa? Itu semua basi, kaya makanan yang udah kamu diemin berhari-hari. Kamu tinggalin aku lagi, kamu bilang tidak akan pernah ada kata pisah. Tapi aku lelah, lelah berharap dalam kata-kata yang pada akhirnya tidak seperti yang kamu bilang. Seperti malam itu. Rasa sakit itu tidak akan pernah kamu tahu. Rasanya kehilangan orang yang selalu membuat kamu tersenyum. Aku ingin tertawa bahagia, tapi kamu tahu? Sampai saat ini pun aku belum juga menemukan hari dimana aku bisa tertawa lepas bahagia seperti bersamamu. Ingat tempat itu? Tempat dimana pertama kali kita ketemu. Dimana kamu duduk disampingku, tempat dimana kamu membuatku nyaman untuk pertama kalinya. Tapi sekarang, aku duduk disini menatap kekosongan, menatap kesepian, kehilangan kamu yang dulu pernah ada disampingku yang selalu membuatku tertawa lepas bahagia.

....

Aku pernah belajar merelakanmu berkali-kali. Melepasmu pergi dengan cinta yang lain. Membiarkan kesempatan memilikimu hilang untuk ku. Sebab, kamu berhak bahagia. Meski sesungguhnya aku tidak bahagia dengan keputusan itu. Ketidak-beranianku mengikatku memberi ruang kepada orang asing yang mendekatiku. Ku pikir hidup ini akan baik-baik saja. Semua harus berjalan seperti sediakala. Kamu dengan seseorang yang memilihmu. Aku dengan hati baru yang mencoba tumbuh dihidupku. Ku berikan hatiku pada seseorang yang lain, ku biarkan dia menggantikanmu dihatiku. Namun, aku keliru. Melupakan ternyata tidak semudah itu.
"Kamu tahu kenapa aku diam saja ketika kamu menginginkan pergi lagi? Karena aku sadar, kehilangan itu takdir manusia. Ditinggalkan itu hakikat manusia. Tubuhku pun suatu hari akan kehilangan diriku, akan kaku dan tak bisa berbuat apa-apa."

.....

Ini adalah beberapa puisi atau kata-kata sedih tentang patah hati yang gue kutip dari beberapa sumber. Dan gue bakal cantumin sumber-sumbernya dibawah nanti. Enjoy reading my blog:).

Buku Senja, Hujan dan Cerita yang telah Usai by Boy Chandra.

Musikalisasi Puisi by Salshabilla Andriani.

Puisi Prilly untuk Shawn dalam Short Movie Rise The Series.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

It's All About Pede